YESAYA       
Edisi YESAYA   |   Bunda Maria   |   Santa & Santo   |   Doa & Devosi   |   Serba-Serbi Iman Katolik   |   Artikel   |   Suara Gembala   |   Warta eRKa   |   Yang Menarik & Yang Lucu   |   Anda Bertanya, Kami Menjawab
Warta Paroki Gembala Yang Baik No. 07 Tahun VI / 2004 - 15 Februari 2004
SUARA GEMBALA

"Mungkin, Tuhan Sudah Mulai Bosan ...!"
(Bertanyalah pada rumput yang bergoyang)
Rm Goris Kaha, SVD
Bencana alam: banjir, longsor, angin badai dan masih ada banyak bencana lain yang terus-menerus menghantui kehidupan manusia. Korban jiwa berjatuhan di mana-mana; harta benda orang ludes; jaminan kebahagiaan hidup orang seakan-akan lenyap. Banyak orang pun bertanya, "Mengapa?", lain orang bertanya, "Kalau Allah itu Sumber Kebahagiaan, kenapa bencana macam ini terjadi?" Jawaban demi jawaban coba diberikan dengan sisi yang berbeda-beda. Tak ketinggalan seorang Ebit G Ade, dengan sangat spontan melantunkan syair ini: "Mungkin Tuhan sudah mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan penuh dengan dosa-dosa ! Bertanyalah pada rumput yang bergoyang", katanya - tentu tak ada jawaban. Dalam Perjanjian Lama, pengalaman malapetaka langsung dihubungkan dengan kutukan Allah akibat dosa dan salah seseorang. Tetapi, Yeremia coba menunjukkan sisi lain bahwa kasih Allah tak akan goyah bila manusia menaruh harapan dan kepercayaan penuh kepada Tuhan. Orang-orang yang bersandar pada Allah seperti pohon subur yang ditanam di tepi air. Mungkin kita perlu bertanya, "Apakah saya sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dalam hidup saya?" Bertanyalah pada diri sendiri - mesti ada jawaban tulus.

Pengalaman hidup menggambarkan betapa manusia sering menjauhkan diri dari Tuhan; betapa sering kita mengandalkan orang, pengetahuan, kekayaan, bakat dan kemampuan kita sendiri. Manusia tanpa sadar membuat keputusan untuk berjalan menjauh dari Tuhan. Kitab Suci mengatakan bahwa Tuhan adalah satu-satunya Sumber Kebahagiaan dan Kedamaian manusia, tetapi sayang, betapa sering juga manusia terjebak untuk menciptakan dan mencari sumber kebahagiaan menurut ukuran dan penilaiannya sendiri. Bahagia berarti mempunyai banyak uang; bahagia berarti mempunyai rumah sendiri; bahagia berarti mempunyai pekerjaan dan pangkat; bahagia berarti merasa senang, tenang dan rukun- rukun saja. Apakah benar ini kebahagiaan sejati? Sejarah hidup kita mencatat bahwa kebahagiaan seperti ini sifatnya sementara saja; gampang lenyap dan mudah hilang.

Injil mengemukakan gagasan Yesus tentang kebahagiaan sejati sebagai orang percaya. Ada banyak contoh dalam Kitab Suci, di mana Yesus memperingatkan kita tentang adanya bahaya kekayaan. Maka setiap orang memerlukan kebijaksanaan hati untuk menata kehidupannya. Dan sikap batin macam ini harus keluar dari hati yang terbuka dan tulus atau dalam bahasa Injil disebut semangat kemiskinan sejati. Fondasi dari kemiskinan macam ini adalah cinta kasih. Maka sebenarnya Tuhan tak pernah bosan pada manusia. Bukti dari kebenaran ini adalah Yesus Kristus - Putra Allah yang datang ke dunia; hidup dan mati lalu bangkit untuk menyelamatkan manusia.

Kebangkitan Yesus menunjukkan bahwa:

KEBENARAN lebih kuat daripada dusta atau kebohongan. Yesus disalibkan karena Ia mengajarkan yang benar; maka kebangkitan adalah senjata ampuh untuk meIumpuhkan kebohongan besar dalam proses penyaliban itu.

KEBAlKAN lebih kuat dari pada kejahatan. Kita dengan tegas katakan kekuatan jahatIah yang berusaha membinasakan Yesus. Kebangkitan Yesus dari maut adalah tanda keterbatasan kuasa jahat itu.

KASIH lebih kuat dari kebencian dan balas dendam. Kebencian pada Yesus luar biasa hebat. Karena kebencian dan dendam, Yesus ditolak dan disalibkan. Bila Yesus tak bangkit, maka pasti kebencian akan menang atas cinta kasih.

Dalam diri Yesus, kebahagiaan sejati itu ditawarkan kepada kita semua. Mari kita bangun dan berjalan lagi dengan iman, harapan dan semangat hidup yang baru. Untung Tuhan tak pernah bosan pada kita; manusia buatan tangan-Nya ini.

Rm. Gregorius Kaha, SVD
Catatan:
Kumpulan Suara Gembala telah dicetak dalam bentuk buku dengan judul “Semoga Saya Melihat”. Bagi yang berminat memiliki buku tersebut, dapat memesannya dengan mengganti biaya cetak sebesar Rp 5.000 /eks + ongkos kirim ke YESAYA, e-mail: yesaya@indocell.net