Santa Perawan Maria Bunda Segala Bangsa
Pada tanggal 25 Maret 1945, pada Hari Raya Kabar Sukacita, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada Ida Peerdeman, 40 tahun, di rumah di mana ia tinggal bersama para saudarinya di Amsterdam. Terjadi 56 kali penampakan dalam kurun waktu lebih dari empatbelas tahun, yang berakhir pada tanggal 31 Mei 1959.
Bunda Maria menampakkan diri di bawah suatu gelar baru, "Bunda Segala Bangsa". Pada masa ini, ia ingin dikenal dan dikasihi semua orang di bawah gelar ini. Bunda Maria memperingatkan kita akan hilangnya kepercayaan, kemerosotan moral, bencana dan perang. Ia menyampaikan nubuat-nubuat yang secara mencengangkan sungguh terbukti kemudian, mengenai situasi Gereja dan dunia sepanjang pertengahan akhir abad keduapuluh (25 pesan pertama, 1945-1950). Ia lalu secara perlahan menyingkapkan rancangan dengan mana Allah hendak menyelamatkan dunia melalui sang Bunda. Oleh karena itu, Bunda Maria memberikan kepada umat manusia dan bangsa-bangsa sebuah gambar dan doa (24 pesan berikutnya, 1951-1954). Dalam 7 pesan terakhir (1954-1959), Bunda Maria membicarakan bangsa-bangsa di dunia, menunjukkan kepada mereka jalan yang harus dilalui, jalan yang menghantar pada Mukjizat setiap hari, yakni Ekaristi.
GAMBAR
Gambar memperlihatkan Bunda Segala Bangsa berdiri di atas bola dunia, ditembusi terang Allah, di depan Salib Putranya, dengan Siapa ia bersatu secara tak terpisahkan. Dari kedua tangan Maria memancarlah tiga berkas cahaya: rahmat, penebusan dan damai, yang akan ia anugerahkan kepada siapa saja yang berseru kepadanya sebagai Advocata [= Pembela]. Kawanan domba melambangkan segala suku dan bangsa di seluruh dunia, yang tiada akan tenang hingga mereka memandang Salib, pusat dunia.
DOA
Bunda Segala Bangsa mendiktekan sebuah doa singkat yang ampuh guna melindungi kita dari kemerosotan moral, malapetaka dan perang yang menghadang. "Kalian, bangsa-bangsa dari masa ini, ketahuilah bahwa kalian ada di bawah perlindungan Bunda Segala Bangsa. Berserulah kepadanya sebagai Advocata; mohonlah kepadanya untuk mencegah segala malapetaka. Mohonlah kepadanya untuk mengenyahkan kemerosotan moral dari dunia ini. Dari kemerosotan moral timbul malapetaka. Dari kemerosotan moral timbul perang. Melalui doaku, hendaknyalah kalian mohon agar ini dijauhkan dari dunia. Kalian tidak tahu betapa berarti dan betapa pentingnya doa ini di hadapan Allah" (31 Mei 1955). Di atas segalanya, kita berdoa memohon curahan baru Roh Kudus, Dia satu-satunya yang dapat memberikan damai sejati kepada dunia. "Doa ini diberikan demi pertobatan dunia" (31 Desember 1951). "Melalui doa ini Bunda akan menyelamatkan dunia" (10 Mei 1953). Bunda Maria meminta semua yang menerima doa ini mendaraskannya sekurang-kurangnya sekali dalam sehari. Bunda Maria berjanji, "Aku yakinkan kalian bahwa dunia akan berubah" (29 April 1951).
GERAKAN SELURUH DUNIA
Bapa dan Putra mengutus Bunda Segala Bangsa untuk mendatangkan persatuan dan perdamaian dunia dan "untuk membebaskan dunia dari malapetaka dahsyat" (10 Mei 1953). Sebab itu, Bunda Segala Bangsa tak kunjung henti meminta suatu gerakan seluruh dunia demi menyebarluaskan gambar dan doanya. "Bantulah dengan segala sarana yang ada padamu dan pastikan penyebarluasannya, masing-masing dengan caranya sendiri" (15 Juni 1952). "Gerakan ini tidak ditetapkan bagi satu bangsa, melainkan bagi segala bangsa" (11 Oktober 1953).
"Doa ini hendaknya disebarluaskan di gereja-gereja dan dengan sarana-sarana modern" (31 Desember 1951). "Dan aku menghendaki penyebarluasannya dilakukan dalam berbagai bahasa" (4 Maret 1951). "Pergilah dengan semangat yang berkobar dan bernyala-nyala akan karya penebusan dan perdamaian ini, dan kalian akan melihat mukjizat terjadi" (1 April 1951). "Kalian akan mendapati bahwa penyebarluasannya akan terjadi seolah dengan sendirinya" (15 April 1951).
“Bagai keping-keping salju beterbangan dan jatuh ke tanah menjadi lapisan yang tebal, demikian pula doa dan gambar ini akan tersebar ke segenap penjuru dunia dan jatuh ke dalam hati segala bangsa... Bagai salju meleleh masuk ke dalam tanah, demikian pula buah, Roh, akan masuk ke dalam hati semua orang yang mendaraskan doa ini setiap hari. Sebab mereka memohon Roh Kudus untuk turun ke atas dunia” (1 April 1951)
GELAR BUNDA SEGALA BANGSA
Sudah dalam pesan pertama Maria memperkenalkan dirinya dengan gelar yang indah dari Kitab Suci yaitu Perempuan / Ibu / Bunda. [= Vrouwe dalam bahasa Belanda berarti: 1) perempuan dan 2) ibu / bunda]. "Mereka akan memanggilku 'Sang Perempuan', 'Bunda'" (25 Maret 1945).
Akan tetapi, baru sesudah Paus Pius XII secara khidmad memaklumkan dogma Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga pada tanggal 1 November 1950, Bunda Maria memperkenalkan gelarnya yang baru, "Nak, aku berdiri di atas bola dunia ini, sebab aku ingin disebut Bunda Segala Bangsa" (16 November 1951). Sebagai seorang Bunda sejati, Bunda Maria meyakinkan anak-anaknya, entah mereka beriman atau tidak, terpelajar atau tidak, "Tak peduli siapapun engkau, aku ini untukmu: Ibu, Bunda Segala Bangsa" (31 Mei 1954).
DOGMA BARU: MARIA CO-REDEMPTRIX, MEDIATRIX DAN ADVOCATA
Doa dan gambar Bunda Segala Bangsa merupakan suatu persiapan yang sepenuhnya damai bagi tiga gelar, yakni dogma Maria terakhir yang diminta Bunda Maria di Amsterdam: Maria Co-redemptrix, Mediatrix, dan Advocata. "Mohonlah kepada Bapa Suci untuk memaklumkan dogma ini yang diminta oleh Bunda" (31 Mei 1955). Bunda Segala Bangsa berjanji bahwa dogma ini akan mendatangkan damai sejati bagi dunia. "Apabila dogma, dogma terakhir dalam sejarah Maria, telah dimaklumkan, Bunda Segala Bangsa akan memberikan damai, damai sejati bagi dunia" (31 Mei 1954).
PESAN-PESAN
Bunda Segala Bangsa mengatakan, "Tanda-tandaku ada dalam perkataan-perkataanku" (31 Mei 1957), artinya, berkali-kali ia membuktikan kebenaran pesan-pesannya melalui tak terhitung banyaknya nubuat yang menjadi kenyataan seiring berjalannya waktu. Beberapa di antaranya adalah: Perang Dingin, runtuhnya Tembok Berlin dan Tirai Besi, Revolusi Komunis Cina, pendaratan pertama di bulan, perang Balkan, senjata-senjata kimia dan biologis, diselenggarakannya Konsili Vatikan Kedua. Dan mungkin bukti paling kuat dari keotentikan pesan-pesan Amsterdam adalah nubuat mengenai hari dipanggilnya Paus Pius XII ke dalam kebahagiaan kekal, sebab hanya Allah saja sebagai "Tuan atas hidup dan mati" yang dapat mengetahuinya.
Lagi dan lagi Bunda menunjuk pada Kristus, pada Salib, "Pertama-tama kembalilah kepada-Nya, hanya dengan demikian akan ada damai sejati." Bunda Maria berjanji untuk menolong dunia, dan ia memaklumkan kedatangan suatu Roh yang baru, seekor Merpati putih yang akan memancarkan sinar-Nya ke segenap penjuru dunia. "Tak ada Gereja di dunia yang dibangun seperti Gerejamu" (11 Februari 1951). "Kalian, umat Gereja Roma, sadarilah keberuntunganmu yang sungguh besar. Sadarilah apa artinya menjadi bagian dari Gereja Roma. Adakah kalian bertindak pantas?" (31 Mei 1955).
Dalam penglihatan terakhir pada tanggal 31 Mei 1959, Bunda menampakkan diri dalam semarak kemuliaan surgawi dan figur Tuhan Sendiri dalam segala keagungan dan kemuliaan-Nya muncul dari sebuah Hosti dari api putih, dan terdengarlah suara: "Barangsiapa makan dan minum Aku akan memiliki hidup kekal dan menerima Roh yang Benar."
Sesudahnya Ida dianugerahi serangkaian pengalaman luar biasa yang terjadi sepanjang Perayaan Ekaristi. Pengalaman ini dikenal sebagai "Pengalaman-pengalaman Ekaristi" yang berlangsung hingga tahun 1980-an.
IDA PEERDEMAN
PENGAKUAN GEREJA
Keuskupan setempat mengadakan penyelidikan seksama selama beberapa tahun. Pada bulan Mei 1974, Kongregasi Ajaran Iman memaklumkan "non constat de supernaturalitate" yang berarti "sifat adikodratinya masih belum dapat dipastikan." Duapuluh dua tahun kemudian, pada tanggal 31 Mei 1996, Uskup Amsterdam Henrik Bomers, setelah berunding dengan Kongregasi, memutuskan secara resmi untuk mengizinkan devosi umum kepada Maria dengan gelar Bunda Segala Bangsa; sementara itu sifat adikodrati dari penampakan dan pesan masih belum dapat dipastikan. Barulah pada tanggal 31 Mei 2002, Uskup Haarlem-Amsterdam Mgr Jozef Marianus Punt memaklumkan keotentikan penampakan Bunda Segala Bangsa.
Sumber: 1. "The Lady of All Nations Official Website" © 2009 Stichting Vrouwe van alle Volkeren; www.de-vrouwe.net; atas ijin Sr. Maria Columba; 2. "Ceramah Pater Paul Maria Sigl"; www.de-vrouwe.info
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net”
|