Theresia Neumann
stigmatis, visionaris (1898 - 1962)
MASA KECILNYA
Seorang bayi perempuan dilahirkan pada hari Jumat Agung 8 April 1898 di desa Konnersreuth, Bavaria, Jerman. Si sulung dari sepuluh bersaudara ini diberi nama Theresia seturut St Theresia dari Avila, seorang mistikus dan pembaharu Karmel yang luar biasa; nama panggilannya dalam keluarga adalah "Resl".
Keluarganya miskin; mereka hanya mempunyai sebuah pertanian kecil. Ayahnya mengusahakan penghasilan tambahan sebagai seorang tukang jahit. Syukurlah, Resl kecil dapat membantu orangtuanya mengasuh adik-adiknya. Peran penting Resl dalam keluarga teristimewa sangat terasa ketika ayahnya dipanggil untuk tugas militer dalam Perang Dunia Pertama. Resl seorang anak perempuan yang kekuatan fisiknya melebihi rata-rata; ia melakukan apa yang biasa dilakukan pekerja laki-laki di pertanian. Dan ia juga makan sebanyak, bahkan terkadang lebih banyak dari kebanyakan laki-laki!
Kerinduan Resl yang terdalam adalah menjadi seorang biarawati misionaris, dan berharap suatu hari kelak akan dikirim ke Afrika. Ia mencintai alam dengan segala keindahannya.
Pada hari Minggu 10 Maret 1918 kobaran api melalap gudang Martin Neumann, pamannya, di mana Resl bekerja. Saat membantu memadamkan api itulah Resl mengalami kecelakaan. Ia jatuh ke tanah dengan rasa teramat nyeri di punggung. Ia tak dapat berjalan dan harus dipapah pulang. Kecelakaan ini membuatnya lumpuh sebagian di punggung dan kejang-kejang hebat di kedua kaki. Dokter tak dapat mendatangkan kesembuhan. Keadaan Resl semakin memburuk dari hari ke hari. Klimaks dari penderitaannya terjadi pada bulan Maret 1919 ketika ia menjadi sama sekali buta. Resl, gadis yang dulu sangat aktif, sekarang harus terbaring di tempat tidur karena kebutaan, sawan, nyeri di punggung dan kedua kaki, dan borok-borok bernanah di punggung dan kakinya. Terkadang ia juga mengalami mual yang hebat hingga hanya menggantungkan hidupnya dari cairan.
Pada saat tanpa daya itulah Resl mempersembahkan diri seutuhnya kepada Hati Yesus yang Mahakudus. Ia senang sekali mendengarkan bacaan-bacaan rohani tentang Tuhan Yesus, Bunda Maria dan para kudus, yang dibacakan secara bergantian oleh anggota keluarganya. Dari antara kisah para kudus, secara istimewa ia sangat suka mendengarkan kisah Theresia si Bunga Kecil dari Kanak-kanak Yesus.
Pater Naber, pastor Paroki St Laurentius di Konnersreuth mendampingi Resl sebagai pembimbing rohani selama sembilan tahun. Ia sungguh terkesan pada penyerahan diri Resl dalam menanggung penyakitnya.
PERANTARAAN ST THERESIA DARI KANAK2 YESUS
Setelah empat tahun menderita kelumpuhan dan kebutaan, tibalah hari yang menggembirakan bagi Resl. Hari Minggu, 29 April 1923 adalah hari yang ditetapkan sebagai upacara beatifikasi Theresia dari Kanak-kanak Yesus. Beberapa hari sebelumnya Resl telah memulai Novena untuk menyambut peristiwa bahagia ini, dan sekarang bunga-bungaan indah telah ditata sekeliling gambar "si Bunga Kecil". Biarawati Karmel yang baru dibeatifikasi ini tidak menutup mata atas kasih tulus yang diberikan kepadanya, dan ia "melimpahkan bunga-bunga mawar" dari surga sebagaimana dijanjikannya semasa hidupnya. Resl disembuhkan sama sekali dari kebutaannya, tepat pada hari beatifikasi Theresia dari Kanak-kanak Yesus!
Pada tanggal 17 Mei 1925, pada hari kanonisasi St Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Resl mendengar suatu suara yang lembut namun jelas: "Theresia, tidakkah kau ingin sembuh?"
"Semua baik bagiku; entah sehat atau tetap sakit, ataupun mati, apapun yang adalah kehendak Allah."
"Theresia, tidakkah mendatangkan sukacita bagimu jika engkau mendapatkan sedikit kelegaan dalam penderitaanmu, setidaknya dengan dapat duduk dan berjalan lagi?"
"Apapun yang berasal dari Allah mendatangkan sukacita bagiku."
"Theresia, aku akan mendatangkan sedikit sukacita bagimu. Sekarang engkau akan dapat duduk dan berjalan, tetapi engkau masih harus banyak menderita. Namun demikian, jangan takut; engkau telah mendapatkan pertolonganku di masa lalu, aku akan juga menolongmu di masa mendatang."
Sementara Theresia dari Kanak-kanak Yesus berbicara, seolah dua tangan kuat mengangkat Resl dari tempat pembaringannya, dan setelah lumpuh selama enam setengah tahun, Resl sama sekali disembuhkan! Pula borok-borok di tubuhnya disembuhkan secara ajaib.
ANUGERAH STIGMATA
Pada tanggal 5 Maret 1926, Jumat pertama dalam Masa Prapaskah, sementara terbaring sakit dalam kamarnya, sekonyong-konyong Resl melihat Penebus Ilahi dalam Taman Getsemani. "Aku melihat-Nya berlutut di tanah, dan aku melihat semua yang lainnya di taman, pepohonan, batu-batu karang, dan juga ketiga murid. Mereka tidak tidur tetapi dalam posisi duduk, bersandar pada sebuah batu karang. Mereka tampak kelelahan. Segera aku merasakan suatu sakit yang begitu dahsyat di lambungku hingga aku pikir saat terakhirku telah tiba. Lalu aku merasa sesuatu mengaliri tubuhku. Darah." Darah terus menetes hingga siang keesokan harinya dan Resl tetap lemah hingga nyaris tak tahu di mana ia berada. Resl mendapati bahwa darah berasal dari sebuah luka yang ada sedikit di atas hatinya. Luka itu adalah stigmata pertamanya yang mewakili tempat di mana tombak Longinus menembusi tubuh kudus Yesus.
Malam menjelang pagi Jumat kedua dalam Masa Prapaskah, 12 Maret 1926, ia mendapatkan penglihatan akan Juruselamat, pertama di Taman Zaitun dan lalu di pillar penderaan. Luka di lambung Resl kembali memancarkan darah.
Pada Jumat ketiga dalam Masa Prapaskah, 19 Maret 1926, ia masuk dalam ekstasi dan melihat Kristus di Getsemani dan sementara Ia dimahkotai duri. Luka di lambung Resl kembali memancarkan darah.
Pada Jumat Sengsara, 26 Maret 1926, Resl melihat Juruselamat memanggul kayu salib dan terjatuh karena beratnya beban. Luka di lambung Resl kembali memancarkan darah dan sebuah luka baru menganga di tangan kirinya.
Pada malam Kamis Putih, 2 April 1926, Resl mendapatkan penglihatan lengkap Sengsara Tuhan kita, dari Taman Getsemani hingga wafat-Nya di salib, yang dimulai sekitar tengah malam pada hari Kamis Putih dan berakhir dengan wafat Juruselamat di salib pada hari Jumat Agung pukul tiga sore. Sengsara yang dialami Resl sepanjang penglihatan itu sungguh dahsyat tak terperi. Dari luka-luka baru di kedua tangan dan kakinya, darah mengalir deras, juga dari kedua mata, yang jatuh membanjiri pipi dan membasahi tenggorokan dan dadanya.
Pagi hari Minggu Paskah 1926, Resl mendapatkan penglihatan Kristus yang bangkit, berjubah putih. Sejak saat itu hingga akhir hayatnya, sengsara Tuhan kita dialami Theresia setiap minggu, biasanya dimulai pada hari Kamis sore dan berakhir hingga hari Jumat sore.
Pada hari Jumat 5 November 1926, Resl menerima sembilan luka sekeliling kepala akibat mahkota duri, dan juga luka-luka di kedua pundak dan punggung yang mewakili keikutsertaannya dalam penderaan. Luka-luka mahkota duri ini membuat Resl harus terus-menerus mengenakan penutup kepala. Tak satu pun dari luka-luka ini pernah lenyap; pun pernah sembuh; luka-luka itu tertanam dalam tubuhnya hingga akhir hidupnya.
HIDUP HANYA DARI EKARISTI SAJA
Pada hari peringatan wafatnya, 30 September 1927, St Theresia dari Kanak-kanak Yesus menampakkan diri kepada Resl dan mengatakan bahwa untuk seterusnya Resl akan hidup melulu dari Ekaristi saja dan tidak membutuhkan makanan duniawi. Puasa makan dan minum ini berlangsung hingga akhir hidupnya.
Atas permintaan Uskup Regensburg, Theresia harus menjalani penyelidikan medis yang berlangsung mulai tanggal 14 hingga 28 Juli 1927 di bawah pimpinan Dr Seidl. Empat biarawati Mollersdorfer di bawah sumpah ordinaris Regensburg, juga diperintahkan untuk mengawasi Resl. Dr Seidl memberikan kesaksian di bawah sumpah di hadapan pengadilan Munich pada tanggal 15 April 1929 yang memastikan bahwa Theresia tidak makan ataupun minum sepanjang penyelidikan.
Suatu ketika kepada Theresia diajukan pertanyaan bagaimana mungkin ia dapat hidup hanya dari Ekaristi saja, dan ia menjawab,"Juruselamat dapat melakukan segala hal. Bukankah Ia mengatakan bahwa 'Daging-Ku adalah sungguh makanan dan darah-Ku adalah sungguh minuman?'"
ANUGERAH-ANUGERAH MISTIK
Theresia dianugerahi banyak penglihatan mengenai Tuhan kita, termasuk banyak detail dari kehidupan duniawi-Nya mulai dari kelahiran-Nya hingga kebangkitan-Nya. Ia kerap mendapatkan kunjungan dari Bunda Maria, para kudus, dan juga para malaikat. Ia dapat mengenali seorang imam tertahbis lewat "tangan-tangannya yang diurapi" dan juga mengenali apakah suatu hosti telah dikonsekrasikan atau belum. Ia juga dapat mengenali kehadiran Sakramen Mahakudus - entah itu dalam tabernakel atau dibawa untuk dihantarkan kepada seorang sakit - sebab luka-lukanya akan mengungkapkan sukacita dan sakitnya akan mereda sementara waktu. Ia juga dapat mengenali sejarah suatu relikwi dengan menyentuhnya.
Hanya satu hal yang dapat menyadarkan Theresia apabila ia tengah mengalami ekstasi, dan itu adalah berkat dari seorang imam (atau Uskup) Katolik. Ia akan menjawab berkat dengan "Terpujilah Allah, Pater."
WAFATNYA
Akhir tahun 1950an, Theresia mulai mengalami masalah jantung. Dengan berjalannya waktu, ia mulai mengalami serangan-serangan jantung. Pada tanggal 18 September 1962, pada hari wafatnya, ia dikaruniai suatu anugerah istimewa, yakni Komuni ajaib; Hosti muncul di lidah Theresia diberikan oleh Tuhan Yesus Sendiri. Waktu itu pukul 10.30.
Imam dan para dokter dipanggil. Mulai wafatnya pada hari Selasa hingga pemakamannya pada hari Sabtu, didapati bahwa jenasahnya tetap segar seperti seorang yang hidup tanpa adanya tanda-tanda kematian.
Proses beatifikasi dan kanonisasi untuk Theresia Neumann secara resmi dibuka pada tanggal 13 Februari 2005 oleh Uskup Gerhard Mueller dari Regensburg, Jerman.
"Kepadamu diberikan anugerah untuk tidak hanya menderita bersama Juruselamat terkasih kita, melainkan engkau akan bersukacita bersama-Nya juga. Tetapi tetaplah senantiasa berserah diri dan seperti seorang kanak-kanak."
~ St Theresia dari Kanak-kanak Yesus kepada Theresia Neumann
Sumber: “Theresa Neumann”; www.mysticsofthechurch.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan terjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net atas ijin Mystics of the Church”
|