Hari Raya & Pesta Gerejani
8 Desember
|
Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa
|
Inilah pesta yang indah untuk Bunda Maria, untuk merayakan karunia Tuhan kepadanya: dikandung tanpa noda dosa. Hari yang kudus ini mengingatkan kita akan kenyataan bahwa St. Maria dikandung oleh ibunya, St. Anna, tanpa dosa asal. St. Maria dianugerahi karunia khusus ini karena dia akan menjadi Bunda Putera Allah, Yesus Kristus. Sulit kita bayangkan bahwa Bunda Penebus telah ternoda oleh dosa walaupun sedikit saja! Meskipun Yesus belum memenangkan penebusan bagi kita dengan wafat disalib, Maria dikarunia rahmat dikandung tanpa dosa untuk mengantisipasi penebusan oleh Puteranya. Setiap kali kita mendaraskan “Salam Maria” kita mengulangi kata-kata Malaikat Gabriel yang menyatakan bahwa Maria bebas dari dosa dengan kata-kata: “Salam Maria, penuh rahmat. Tuhan sertamu” Bunda Maria telah dipenuhi rahmat sejak saat ia dikandung.
Meskipun kita semua dikandung dan dilahirkan dengan Dosa Asal, Tuhan telah mengaruniakan kepada kita rahmat Baptis untuk menghapus dosa asal tersebut dan mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Suatu rahmat yang mengagumkan dari Bapa kita yang Pengasih! Dengan rahmat Tuhan dan doa Bunda Maria, kita mau hidup bebas dari dosa dan penuh kasih kepada Tuhan dan sesama. O Bunda Maria, yang dikandung tanpa noda dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.
|
Pesta Keluarga Kudus
|
Hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus. Kenapa keluarga Yusuf dan Maria disebut keluarga kudus? Apakah karena mereka tidak pernah cekcok? Apakah karena mereka selalu rajin pergi ke sinagoga atau apakah mereka tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidup berkeluarga? Saya yakin bukan! Mereka disebut Keluarga Kudus karena hadir di sana, Yesus Kristus Putra Allah. Kehadiran Yesus menguduskan hidup keluarga itu secara lahir maupun batin. Suasana hidup keluarga dipengaruhi oleh kasih dan damai yang dibawa Yesus.
Oleh karena itu, kalau kita orang-orang percaya ini mau menjadikan keluarga kita sebagai keluarga kudus, pertama-tama bukan berarti keluarga kita harus bebas dari salah, bukan berarti tiap-tiap anggota tidak melakukan kekeliruan, melainkan keluarga kita mau menerima serta membiarkan diri dipengaruhi oleh Yesus, yang kita imani.
P. Gregorius Kaha, SVD
|
Pesta Pembaptisan Tuhan
|
Kata `Baptis' berasal dari kata Yunani “Baptizein” yang berarti mencelup atau menyelam. Kata ini mempunyai arti yang luas. Baptizein bisa dipakai untuk kain yang dicelupkan untuk diberi warna. Bisa juga dipakai untuk kapal laut yang tenggelam, bahkan juga dipakai untuk orang yang ketagihan minum sehingga dia selalu tenggelam dalam kebiasaan minum-minum itu. Yohanes membaptis dengan air. Makna pembaptisan Yohanes adalah pertobatan. Artinya, pertama: pembasuhan. Dengan pembaptisan manusia dibersihkan, dicuci, dibasuh dari segala kotoran yang melekat padanya. Kedua: penyerahan diri. Orang yang dibaptis meninggalkan kehidupan lamanya dan masuk dalam kehidupan baru yang lebih baik. Maka kita boleh bertanya: jika makna pembaptisan Yohanes adalah pertobatan, lalu kenapa Yesus dibaptis di sana? Apakah Yesus juga harus bertobat? Apakah Yesus juga seorang berdosa? Tidak! Pembaptisan Yesus di sungai Yordan justru merupakan suatu penugasan, suatu pelantikan. Yesus diurapi dan diutus. “lnilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nya Aku berkenan. Dengarkanlah Dia”
Yesus membaptis dengan Roh. Caranya tidak disebutkan secara jelas, yang pasti tidak seperti yang dilakukan oleh Yohanes. Yohanes sendiri mengatakan bahwa, “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Dia Yang Akan Datang akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” Ketika Yohanes mengatakan bahwa Yesus membaptis dengan Roh Kudus, yang ia maksudkan adalah bahwa Yesus dapat membawa Roh Allah kepada kita sedemikian rupa sehingga kita dikenyangkan, dihidupkan, serta keberadaan kita ditenggelamkan dalam Roh Kudus. Kehidupan kita dipengaruhi dan mengalir karena Roh Kudus itu. Maka pembaptisan Yesus paling nyata adalah dengan darah-Nya yakni sengsara, wafat dan kematian yang harus dijalankan agar kemuliaan baru dinyatakan dalam kehidupan manusia.
Pada kesempatan ini kita juga mengenang secara khusus makna pembaptisan kita. Ada dari kita yang dibaptis dewasa, ada yang dibaptis sejak lahir, bahkan ada yang dibaptis darurat. Ada yang dibaptis tuang, direciki, atau pun ditenggelamkan. Tetapi, persoalan utamanya bukanlah pada cara pembaptisan, melainkan pada makna dari pembaptisan itu. Kita dimeterai, sekaligus diteguhkan dengan Roh Kudus. Kehidupan kita haruslah sesuai dengan pembaptisan yang kita terima itu. Kalau hidup seseorang dikuasai oleh Roh Kudus, maka akan terjadi: Pertama, kehidupan orang itu diterangi. Kedua, kehidupan orang itu dikuatkan. Dan ketiga, kehidupan orang itu dimurnikan. Dengan pembaptisan, kita diberi gelar putra dan putri Allah. Marilah kita hidup sesuai dengan gelar itu.
P. Gregorius Kaha, SVD
2 Februari
|
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah
|
Kalian mungkin berpikir bahwa Masa Natal telah usai, tetapi sebenarnya belum benar-benar usai. Tepatnya, Masa Natal akan berakhir pada hari Minggu, tanggal 2 Februari dengan Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah. Umat Israel dalam Kitab Suci percaya bahwa anak laki-laki pertama dalam suatu keluarga adalah milik Tuhan. Artinya, ia harus dibawa ke Bait Allah di Yerusalem 40 hari sesudah kelahirannya dan dipersembahkan di Bait Allah.
Tentu saja para orang tua tidak suka menjadikan anak-anak mereka sebagai kurban persembahan, jadi mereka menebus bayi mereka (dalam bahasa Ibrani, Pinyon ha-ben atau “menebus anak”) dengan mempersembahkan lima syikal perak (kurang lebih 50 gram perak). Dapat juga mereka mempersembahkan dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati bagi yang tidak mampu. Burung-burung itulah yang dikurbankan di altar.
Ketika Yesus dibawa ke Bait Allah oleh Maria dan Yusuf, seorang nabi yang telah lanjut usianya bernama Simeon memberkati Yesus. Simeon mengatakan kepada Maria bahwa Yesus akan menjadi terang dunia. Karena itu pada perayaan ini Gereja memberkati lilin-lilin yang akan digunakan di tahun mendatang. Perayaan ini disebut juga “Candlemas” atau Candle-Mass (Misa Lilin), juga disebut sebagai Pesta Pentahiran Maria.
P. Richard Lonsdale
11 Februari
|
SP Maria dari Lourdes
|
Pada tanggal 11 Februari tahun 1858, Bunda Maria menampakkan diri kepada seorang gadis berusia 14 tahun bernama Bernadette Soubirous (sekarang Santa Bernadette) untuk pertama kalinya di dekat kota Lourdes di Perancis. Sejak itu Bunda Maria menampakkan diri kepadanya sebanyak 18 kali! Salah satu hal pertama yang dikatakan Bunda Maria kepada Bernadette adalah, "Aku tidak menjanjikan kamu kegembiraan di dunia ini, tetapi di dunia yang akan datang." Maksudnya mempersiapkan Bernadette untuk penderitaan yang akan dialaminya di dalam hidupnya. Tuhan tidak menjanjikan kegembiraan dalam hidup, tetapi Tuhan menjanjikan sukacita! Apa beda kegembiraan dan sukacita? Kegembiraan tergantung pada apa yang terjadi pada kita, tetapi sukacita berasal dari Tuhan dan sukacita tidak dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam hidup kita. Kita memperoleh rahmat sukacita jika kita mentaati Tuhan dan melayaniNya dalam diri orang-orang yang kita jumpai.
Pada kesempatan lain Bunda Maria mengatakan: "Aku yang Dikandung Tanpa Dosa." Bunda Maria menegaskan ajaran gereja bahwa ia dikandung tanpa Dosa Asal dan bahwa ia senantiasa mengasihi Tuhan dengan segenap hatinya. Bunda Maria dari Lourdes datang untuk membawa kita semua pada pertobatan, artinya menjauhkan diri dari dosa dan kembali pada Tuhan. Oleh karenanya, tepat sekali kita merayakan pestanya dekat dengan Masa Prapaskah. Untuk menunjukkan bahwa kita dipanggil untuk disembuhkan secara rohani, terutama lewat Sakramen Tobat (disebut juga Pengakuan Dosa atau Rekonsiliasi), Bunda Maria meminta Bernadette untuk menggali tanah. Segera sebuah mata air memancar dari sana dan siapa saja yang menggunakan air itu disembuhkan dari berbagai macam penyakit! Sejak itu banyak mukjizat terjadi di sana.
Mari berpaling kepada Santa Perawan Maria dari Lourdes dan memohon bantuan doanya bagi kita kepada Yesus, Puteranya. Semoga kita disembuhkan dari segala sesuatu yang menjauhkan kita dari Tuhan, khususnya dosa-dosa kita. Semoga kita dapat bertobat dengan baik dan dengan demikian mengalami sukacita karena kita mengasihi Tuhan!
22 Februari
|
Pesta Tahta St. Petrus
|
Biasanya ketika Gereja merayakan suatu pesta tertentu, Gereja menghormati seseorang yang hidupnya menjadi contoh teladan bagi kita. Namun, pada tanggal 22 Februari, kita merayakan pesta sebuah mebel - kursi St. Petrus!
Sesungguhnya, kita tidak sedang menghormati suatu perabot kayu, tetapi kita menghormati kekuasaan yang dilambangkannya. Raja-raja dan para pemimpin lainnya biasa duduk di atas tahta. Para Uskup dan Paus juga memiliki tahta. Kata “katedral” (yaitu gereja tempat tinggal Uskup) berasal dari bahasa Latin yang berarti “kursi”. Kita sungguh-sungguh menghormati kekuasaan yang diberikan Yesus kepada St. Petrus, yaitu Paus kita yang pertama.
Jika kalian pernah mengunjungi kota Roma atau melihat gambar Basilika St. Petrus, lihatlah patung-patung di belakang altar utama. Patung-patung tersebut menggambarkan empat orang kudus sedang mengangkat sebuah kursi yang amat besar. Di dalamnya terdapat sebuah kursi kayu kuno (tanpa lengan) yang konon digunakan oleh St Petrus sendiri.
P. Richard Lonsdale
|
Hari Rabu Abu
|
Masa Prapaskah dimulai dengan mengenakan abu, yaitu lambang tobat kuno yang biasa dipergunakan dalam Perjanjian Lama dan pada zaman kafir. Yesus menyinggungnya ketika Ia mengutuk kota-kota Betsaida dan Khorazim karena tidak mau bertobat. “Seandainya mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu terjadi di Tirus dan Sidon, maka sudah lama orang-orang di situ bertobat dengan memakai pakaian kabung dan abu.” (Mat 11:21)* Hari Rabu Abu adalah hari pantang dan puasa.
DOA RABU ABU
O Yesus, Engkau mengenakan pada keningku
tanda saudari Kematian:
“Ingatlah, engkau debu,
dan akan kembali menjadi debu.”
Bagaimanakah aku tidak mendengarkan
pesannya yang bijak?
Suatu hari, hidupku di dunia akan berakhir;
batas-batas tahunku telah ditetapkan,
sekali pun aku tidak tahu hari dan waktunya.
Akankah aku siap berjumpa dengan-Mu?
Sudilah menjadikan prapaskah yang kudus ini
sebagai masa penuh rahmat
bagiku dan bagi seluruh dunia.
Ajarilah kami menghitung hari-hari kami dengan benar, agar kami beroleh kebijakan hati.
|
O Yesus, Engkau mengenakan pada keningku
tanda Salib keselamatan-Mu:
“Bertobatlah,
dan percayalah kepada Injil.”
Bagaimana aku dapat berpaling dari dosa
jika aku tidak berpaling kepada-Mu?
Engkau berkata, Engkau mengangkat tangan-Mu, Engkau menyentuh akal budiku dan menyebut namaku,
“Berpalinglah kepada Tuhan Allah-mu.”
Hari-hari yang Engkau anugerahkan
limpahilah dengan berkat dan rahmat-MU
bagiku dan bagi segenap umat-Mu.
Berpalinglah kepada kami, ya Tuhan Yesus,
dan kami akan berpaling kepada-Mu.
|
P. Victor Hoagland, CP
* versi Kitab Suci Komunitas Kristiani, Edisi Pastoral Katolik
25 Maret
|
Hari Raya Kabar Sukacita
|
Selamat Natal! Kedengarannya aneh mengucapkan salam seperti itu pada Masa Prapaskah ini. Kita sedang mempersiapkan diri untuk menyambut Paskah. Tetapi sungguh, sapaan itu sangat tepat.
Mungkin tidak pernah terpikir oleh kalian, tetapi sebenarnya kalian sembilan bulan lebih tua dari usia kalian. Kehidupan kalian telah dimulai tiga perempat tahun sebelum kalian dilahirkan. Kita tidak akan membicarakannya secara rinci di sini, tetapi sungguh demikian yang terjadi pada kebanyakan orang. Demikian juga dengan Yesus.
Yesus adalah Putera Allah, jadi Ia selalu ada - Ia abadi - tetapi, Ia telah berinkarnasi (inkarnasi = menjelma) ke dunia ini sebelum Natal yang pertama. Semuanya itu berawal ketika seorang Malaikat Agung, namanya Gabriel, mengunjungi Santa Perawan Maria. Kita merayakan peristiwa ini setiap tanggal 25 Maret.
Injil mengatakan kepada kita bahwa Gabriel datang ke rumah Maria di Nazaret. Bunda Maria amat terkejut melihat kedatangan seorang utusan Allah. Gabriel berkata kepadanya, “Jangan Takut! Engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Engkau akan melahirkan seorang putera. Nama-Nya ialah Yesus.” Kata Maria, “Bagaimana mungkin itu terjadi? Aku belum bersuami!” Malaikat menjawab, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau. Sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”
Maria taat kepada Allah, maka katanya, “Aku ini hamba Tuhan! Jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Pada saat itulah Roh Kudus membawa Putera Allah kepada Maria. Maria menjaga-Nya dengan kasih sayang hingga tiba saatnya Ia dinyatakan kepada dunia pada hari Natal.
P. Richard Lonsdale
|
Kamis Putih
|
Pada Hari Kamis Putih, gereja secara khusus mengenangkan lima Misteri Iman kita. Misteri pertama adalah Yesus membasuh kaki para Rasul-Nya. Dengan tindakan-Nya ini Yesus hendak mengajarkan kepada kita untuk melayani sesama dengan rendah hati. Kedua, Yesus bersabda bahwa kita harus saling mengasihi seperti Ia telah mengasihi kita. Misteri ketiga, yang merupakan rahmat terbesar dari semua rahmat yang telah Yesus berikan kepada kita, ialah Perayaan Misa: menerima Tubuh, Darah, Jiwa serta Ke-Allahan Yesus dalam Komuni Kudus. Pada Perjamuan Malam Terakhir Yesus juga meletakkan dasar Sakramen Imamat, Ordo-ordo Kudus. Yesus memilih para rasul-Nya sebagai imam-imam dan uskup-uskup pertama, serta memberi mereka kuasa untuk mempersembahkan kurban Misa.
Pada Hari Kamis Putih kita juga mengenangkan sengsara maut Yesus di Taman Getsemani, di mana Ia meneteskan butir-butir keringat darah dari Darah-Nya yang Sangat Berharga itu bagi kita sementara Ia berdoa.
Pada Misa Kamis Putih imam mengkonsekrasikan cukup hosti agar dapat dibagikan juga pada umat saat Komuni Kudus keesokan harinya, karena pada hari Jumat Agung tidak dipersembahkan Misa. Setelah Misa berakhir, Sakramen Maha Kudus, yaitu Yesus Sendiri, diarak secara khidmat menuju tempat pentakhtaan-Nya, dimana akan diadakan Jam Suci (= malam berjaga, tuguran) di hadapan Sakramen Mahakudus. Mari kita semua ikut serta dalam perayaan Misa Hari Kamis Putih dan menerima banyak rahmat istimewa yang dilimpahkan oleh Allah Bapa bagi kita pada hari yang kudus ini.
|
Jumat Agung
|
Pada Hari Jumat Agung, Gereja mengenangkan Sengsara dan Wafat Yesus Kristus. Cium Salib merupakan salah satu puncak Ibadat hari itu. Kita berterima kasih kepada Tuhan atas karya penyelamatan yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita dengan pengorbanan yang sangat besar. Puncak Ibadat adalah menerima Yesus dalam Komuni Kudus. Pada hari Jumat Agung, perhatian kita lebih dipusatkan pada kurban Yesus yang berdarah di Kalvari, sementara pada hari Kamis Putih perhatian kita lebih dipusatkan pada kurban tak berdarah dalam Perayaan Ekaristi.
Mengapa kita menyebut hari wafatnya Yesus sebagai Hari Jumat Agung? Karena pada hari itulah Yesus wafat untuk menebus dosa-dosa kita. Dengan kematian-Nya, Yesus memulihkan kembali hubungan kita dengan Tuhan dan membuka kembali pintu gerbang surga yang telah tertutup karena dosa Adam dan Hawa. Santo Petrus, Paus kita yang pertama, mengatakan: “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh.” (1 Petrus 2:24). Apa kehendak Tuhan bagi kita? Yaitu supaya kita hidup kudus setiap hari supaya kita memperoleh kebahagiaan surgawi setelah kita meninggal. Dengan kata lain, Tuhan menghendaki kita semua menjadi santa dan santo! Semoga peran serta kita di gereja pada Hari Jumat Agung membantu kita menjadi orang-orang kudus seperti Tuhan inginkan.
|
Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan
|
Gereja merayakan Paskah dengan sukacita yang luar biasa! Yesus telah bangkit dari antara orang mati dan tidak akan pernah mati lagi. Ia hidup abadi sebagai Tuhan dan Penyelamat kita yang mulia.
Semangat Paskah di mulai pada Hari Sabtu Malam Paskah dengan Upacara Cahaya yang melambangkan Terang Kebangkitan. Lilin Paskah mengingatkan kita bahwa Yesus adalah terang dunia dan kita semua dipanggil untuk membagikan terang-Nya kepada siapa saja yang kita jumpai. Warga baru dibersihkan dari dosa dan disambut kedatangannya dalam gereja. Kaum beriman yang telah dibaptis diajak memperbaharui Janji Baptis. Artinya: sebagaimana Kristus wafat, lalu bangkit, demikian pula kita mati terhadap dosa dan bangkit untuk hidup baru sebagai anak-anak Allah.
Minggu Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan adalah hari raya terbesar dari segala hari raya. Yesus telah bangkit dari antara orang mati! Yesus telah mengalahkan dosa dan maut dengan kebangkitan-Nya. Ia telah membuktikan bahwa Ia sungguh-sungguh Putera Allah seperti yang dinyatakan-Nya. Yesus memberi kita pengharapan akan surga jika kita telah meninggalkan dunia ini.
Terima kasih, ya Kristus yang Bangkit, karena telah menebus dosa-dosaku dan mempersiapkan tempat bagiku di surga.
|
Hari Raya Kenaikan Tuhan
|
Pada Perjamuan Malam Terakhir, Yesus mengatakan bahwa Ia 'akan pergi'. Gereja mengartikannya sebagai petunjuk mengenai Kenaikan-Nya ke Surga. Ke manakah tepatnya Yesus pergi dan mengapa?
Orang-orang Timur Tengah biasa melihat segala sesuatu secara harafiah. Mereka percaya bahwa surga ada di suatu tempat di atas langit - mereka pikir surga itu seperti suatu kubah di atas langit. Yesus tidak datang untuk mengajarkan astronomi atau ilmu perbintangan, jadi Ia terangkat ke langit sebagai cara untuk mengatakan bahwa Ia pergi ke Surga.
Mengapa Ia pergi? Ia mungkin hendak mengajarkan kepada para murid-Nya agar tidak lagi terpaku pada kehadiran-Nya secara fisik. Ia akan tetap bersama mereka secara rohani melalui Roh Kudus-Nya. Dengan cara demikian Ia mendorong para murid-Nya untuk memulai misi mereka yaitu “pergi ke seluruh dunia untuk mewartakan Injil.”
P. Richard Lonsdale
|
Hari Raya Pentakosta
|
Pada Hari Raya Pentakosta, Roh Kudus turun atas Bunda Maria dan Para Rasul. Peristiwa ini terjadi lima puluh hari sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati dan sepuluh hari sesudah Yesus naik ke Surga. Pada hari inilah kita merayakan hari lahirnya Gereja! Roh Kudus menerangi pikiran Para Rasul sehingga mereka ingat dan mengerti akan semua yang telah diajarkan Yesus. Roh Kudus juga memberi mereka kekuatan sehingga para murid itu berani pergi dan menjadi saksi Kristus ke seluruh dunia.
St. Petrus, pemimpin Gereja, Paus Pertama kita, berbicara kepada orang banyak yang berkumpul. Ia mewartakan Yesus kepada mereka dan ribuan orang menjadi percaya serta menyerahkan diri untuk dibaptis!
Kita menerima Roh Kudus pertama kali pada saat kita menerima Sakramen Baptis. Kemudian kita dikuatkan dalam Roh Kudus oleh Sakramen Penguatan. Mari kita gunakan karunia-karunia Roh Kudus untuk melayani-Nya dengan lebih baik.
Ya Allah Roh Kudus, Engkaulah sahabatku. Kepada-Mu kupersembahkan hatiku, pikiranku serta kehendakku. Aku mohon pada-Mu tinggallah dalam aku dan jadikanlah aku kudus. Bantulah aku untuk terbuka pada bisikan-Mu dan pada ajaran Gereja-Mu yang Engkau bimbing dalam Kebenaran-Mu. Bantulah aku untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan pikiranku serta mengasihi sesama seperti diriku sendiri. Amin.
31 Mei
|
Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet
|
Setiap tanggal 31 Mei kita merayakan Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet. Peristiwa ini adalah peristiwa gembira yang kedua dalam Rosario. Setelah Malaikat Gabriel memberitahukan kepada Santa Perawan Maria bahwa ia telah dipilih Tuhan untuk menjadi Bunda Yesus, ia juga memberitahukan kepada Maria bahwa Elisabet, sepupunya, sedang mengandung seorang anak laki-laki pada masa tuanya. Kitab Suci mengatakan bahwa Maria “bersiap-siap dan bergegas" ke rumah Elisabet untuk membantunya. Meskipun Maria baru saja menerima kabar bahwa ia akan menjadi Bunda Sang Juruselamat, ia rela bergegas membantu serta melayani orang lain yang membutuhkan pertolongan.
Mari meluangkan waktu untuk berdoa rosario setiap hari sepanjang bulan ini bersama seluruh anggota keluarga. Jika kamu tidak dapat mendaraskan rosario seluruhnya, bagaimana jika setidak-tidaknya satu misteri dalam suatu peristiwa saja? Pikirkan, terutama pada bulan ini, untuk membantu serta melayani orang lain seperti yang dilakukan Maria. Mari menjadikannya tujuan agar dapat hidup kudus, sehingga suatu hari kelak kita dapat pergi ke surga dan berbahagia selama-lamanya dengan Yesus dan Maria!
|
Hari Raya Tritunggal Mahakudus
|
Bapa kita adalah pribadi yang paling murah hati yang pernah kalian temui. Ia benar-benar mengorbankan segala-galanya demi keluarga-Nya. Jauh sebelum segala sesuatu dijadikan, Bapa telah memberi-Ku seluruh hidup-Nya. Begitulah Aku hidup. Karena Aku mengasihi Bapa, Aku senantiasa memberikan hidup itu kembali pada-Nya. Roh Kudus adalah saluran melalui mana Kami saling berbagi hidup. Itulah pokok utama Tritunggal Mahakudus: tiga pribadi saling berbagi hidup dalam Allah yang satu.
Jika Bapa dengan senang hati membagi hidup-Nya dengan dua pribadi yang lain, adakah yang dapat menghalangi-Nya membagikan Diri dengan lebih banyak pribadi, yaitu kita semua? Kalian menangkap maksudnya?
P. Richard Lonsdale
|
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
|
Yesus biasa menggunakan perumpamaan untuk mengajar orang banyak. Ia akan menerangkan sesuatu yang sulit dimengerti dengan membandingkannya dengan sesuatu yang dapat kita mengerti. Suatu kali Ia berkata, “Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi.” Bagian yang sulit dimengerti adalah “Kerajaan Allah”. Sebagian besar dari kalian pasti sudah pernah melihat biji sesawi. Biji itu amatlah kecil, tidak lebih besar dari huruf o ini. Biji sesawi itu tumbuh dan menjadi pohon yang beribu-ribu kali besarnya. Jadi maksud Yesus ialah bahwa “Kerajaan Allah” itu berawal dari sesuatu yang kecil - dimulai dari satu orang - dan akan menjadi sesuatu yang luar biasa besar. Besarnya meliputi seluruh umat manusia di muka bumi ini.
Ketika Yesus berbicara tentang Komuni Kudus, Ia tidak berkata,” Roti ini seumpama Tubuh-Ku, dan anggur ini seumpama Darah-Ku.” Yesus tidak sedang menceritakan suatu perumpamaan. Ia mengambil roti dan anggur serta berkata, “Inilah Tubuh-Ku. Inilah Darah-Ku.”
Mengapa hal ini amat penting? Karena sebagian orang Kristen beranggapan bahwa saat itu Yesus sedang berbicara menggunakan suatu perumpamaan. Yesus berpesan kepada kita untuk mengenang perjamuan-Nya. Jadi, mereka pikir Komuni Kudus hanyalah suatu kenangan akan Yesus. Sangat disayangkan sekali, sebab mereka kehilangan sesuatu yang amat indah. Yaitu bahwa Yesus sungguh datang kepada kita secara pribadi dalam Komuni Kudus.
P. Richard Lonsdale
|
Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus
|
Setiap tahun Gereja merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Maha Kudus. Pestanya jatuh pada hari Jumat sesudah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.
Mengapa kita menghormati Hati Yesus? Mengapa tidak mata-Nya atau lidah-Nya? Pernahkah kamu merasakan suatu emosi yang kuat, seperti rasa takut, tegang atau cinta? Jika emosimu cukup kuat, maka perasaanmu itu akan mempengaruhi hatimu. Hatimu akan berdebar lebih kencang dari biasanya, tergantung dari kuatnya emosimu.
Yesus menunjukkan kasih-Nya yang luar biasa besar kepada kita ketika Ia wafat di kayu salib. Hati-Nya pastilah berdebar amat kencang saat itu. Kita merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus karena Hati Yesus melambangkan kasih-Nya yang begitu besar bagi umat manusia.
P. Richard Lonsdale
24 Juni
|
Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis
|
Di masa silam, Tuhan berjanji akan mengutus seseorang yang akan menyelamatkan manusia. Kita telah mengacaukan dunia dan hidup kita. Kita sungguh membutuhkan pertolongan. Tuhan juga berjanji bahwa Ia akan memberitahu kita apabila Juruselamat itu akan datang. Tuhan mengatakan bahwa Ia akan mengutus seseorang yang akan menjadi semacam penyiar berita kedatangan-Nya.
Tuhan bersabda, “Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: “Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak.” (Kis 13:22-25)
Yohanes-lah penyiar berita itu. Ia seperti seorang penyiar berita di TV. Yohanes merupakan tokoh yang amat penting hingga kita merayakan hari kelahirannya. Pestanya hampir tepat enam bulan sebelum hari Natal. Kalian dapat menganggap bahwa hari kelahirannya merupakan tanda pengingatan bagi kita untuk mempersiapkan diri menyambut Natal.
Hanya dua orang kudus yang hari kelahirannya dirayakan oleh Gereja: Yohanes Pembaptis dan Bunda Maria, Bunda Yesus (kita merayakannya pada bulan September). Kalian mungkin hendak menambahkan hari kelahiran Yesus dalam daftar di atas, tetapi Yesus jauh lebih dari sekedar seorang kudus. Yesus adalah Putra Allah. Yohanes yang menyiarkannya kepada dunia.
|