![]() |
![]() Edisi YESAYA | Bunda Maria | Santa & Santo | Doa & Devosi | Serba-Serbi Iman Katolik | Artikel | Anda Bertanya, Kami Menjawab
![]() ![]() ![]() POKOK-POKOK REFLEKSI MENGENAI IMAMAT
![]() dari surat Kardinal Dario Castrillon Hoyos
Prefek Kongregasi untuk Para Klerus
dalam rangka Hari Doa Sedunia bagi Pengudusan para Imam,
pada HR Hati Kudus Yesus, 18 Juni 2004
1. IMAM DIPANGGIL UNTUK MENCINTA
Kitab Imamat 19.2: Panggilan pada kekudusan, yang adalah keintiman dengan Tuhan, cinta tanpa pamrih terhadap gereja dan jiwa-jiwa. Panggilan imamat `adalah panggilan terhadap kekudusan, sebagaimana ia mengalir dari sakramen imamat' [YP II, Pastores dabo vobis, 33]. Imam diangkat Tuhan untuk menjumpai, mengenal dan mencintai Kristus dalam pelayanannya dan untuk senantiasa lebih mengidentikkan diri dengan Kristus.
Cinta pastoral imam seperti Yoh.4:35, menunjukkan horizon yang amat luas dari karya misi dari cinta Sang Sabda yang telah menjadi manusia, misi yang menjadi misi kita: Dia menyerahkannya dan mewariskannya kepada seluruh gereja dan atas cara khusus, kepada pelayan-pelayan tertahbis. Imam adalah pelayan rahasia cinta Tuhan!
Kisah para rasul mengingatkan kita bahwa Yesus yang sama, sekarang ini terus berada dalam GerejaNya, menarik semua orang beriman ke takhta rakhmat dan kemuliaan yang adalah Salib penebusanNya [bdk. Kol. 1.20], membangun sebuah persekutuan umat, dari segenap zaman, dalam satu tubuh saja, juga Ia senantiasa tetap berada sebagai Kepala dan Gembala, yang mengajar, menguduskan dan menggembalakan. Kehadiran Yesus ini direalisir melalui imamat kamu. Setiap imam dipilih, dikuduskan dan diundang untuk tetap menghadirkan Sang Kristus, menjadi wakil dan bentaraNya yang otentik.
Imam adalah pembawa Hidup Kristus: Christo-foroi, adalah bagaikan air yang mengalir di tanah berbatu karang dan kering kerontang, yang membuatnya subur. `Kita tidak bisa membiarkan dunia menjadi tanah kering,' tulis Bapa Suci.
2. DENGAN HATI KRISTUS
Dibutuhkan hidup imam yang bukan biasa saja, tetapi sebuah hati yang jatuh cinta, seperti hati Kristus: yang tertembus oleh tombak, yang memberi diri yang total, yang menjadi sumber yang tak kunjung habis dari damai yang sejati: yang `mencintai kita sampai sehabis-habisnya' [Yoh. 13.1] .
Keagungan Hati Kudus mengundang imam pada kegembiraan cinta dan pemberian diri kepada yang lain: `Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib…' [Mazmur 98.1]. Karya-karya ajaib itu adalah kehidupan para imam, `Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa' [Yer. 1.5]. Juga perjalanan persiapan menjadi imam adalah sebuah anugerah: `Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun…', [Ibr. 5.4].
Pelayanan imamat, kata Paus Paulus VI `adalah sebuah pelayanan yang sungguh-sungguh khusus dan dengan sebuah meterai yang tak terhapuskan karena kekuatan imamat Kristus, syukur atas sakramen imamat'. Lewat pelayan imam, orang menemukan wajah dari Kristus; imam adalah sang pribadi yang `telah diciptakan demi orang banyak dalam perannya yang berhubungan dengan Tuhan' [Ibr. 5.1].
3. MELALUI EKARISTI: KEKUATAN DAN PENGHARAPAN KITA
Kristus berinisiatif berjalan di atas air, datang menolong para rasul di danau Tiberias [Mat. 14.22-32]. Ia mengajak `jangan takut, inilah Aku', [Mat 14.27]. Imam jangan membiarkan diri dikecutkan oleh kesulitan; percayalah akan Dia. Panggilan imamat, ditanam dengan efektif oleh Kristus dalam para imam dan oleh kamu diterima dengan kerendahan hati yang melimpah, bagaikan tanah subur yang pasti akan memberikan buah-buah yang melimpah.
Seperti Petrus, imam perlu keluar menyongsong Kristus, memandang wajah penuh belas kasihanNya: lewat doa-doa dan dalam praktek sakramen pengampunan, agar dapat mengatasi beratnya kelemahan, keterbatasan dan dosa-dosa. S. Yohanes Krisostomus, mengingatkan: `Bilamana kurang kerjasama dari pihak kita, Tuhan pun tak dapat datang menolong kita' [Komentar Injil Mateus, n. 50].
Melalui ekaristi imam menemukan kebenaran dan efektifitas dari kata-kata dan perbuatan Kristus sendiri: `Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?' [Mat. 14.31]. Tangan Tuhan menopang imam; kesombongan dan iblis, akan kehilangan kekuatannya. Dari Ekaristilah imam menimba kekuatan cinta Kristus. Bapa Suci menulis 'setiap upaya kekudusan, setiap tindakan misi gereja, setiap aktualisasi dari rencana-rencana pastoral harus mendapatkan kekuatannya dari misteri ekaristi dan dalam ekaristi jugalah harus menjadi puncaknya.'
Para imam diosesan, para misionaris dan religius, temukanlah kembali, terutama dalam ekaristi, keindahan dari panggilan imamat kamu. Setiap orang hendaknya menjadi pendidik dari panggilannya dan tanpa takut mengusulkan pilihan radikal untuk menuju kekudusan.
Kata imam kudus dari Ars: `imam adalah cinta dari hati Yesus, adalah sesuatu yang amat agung, sehingga jika ia sendiri memahaminya, ia tidak akan mati.'
Banyak kegiatan, rencana pastoral dan apostolat yang tidak cukup didasarkan pada Sabda Allah dan pada Ekaristi. `Dalam tanda sederhana dari roti dan anggur, yang dirubah menjadi tubuh dan darahNya, Kristus berjalan bersama kita, sebagai kekuatan dan bekal perjalanan, dan menjadikan kita saksi-saksi pengharapan [E de Euch. n . 62].
Hidupkanlah kembali di tengah umat kristiani pengharapan yang ada pada perjamuan malam akhir / dari ekaristi: pelayanan Sang Guru, kesiapsediaan akan pengurbanan salib, pemberian diri sepenuhnya, juga 'sehati sejiwa dalam doa bersama Maria, Ibu Yesus' [Kis. 1.14].
Semoga Sang Tak Bercela, sang Wanita Ekaristi senantiasa menopang para imam mengikuti jejak Puteranya sepenuh mungkin, menjadi Kristus sendiri, Kristus yang lain, untuk tetap menjadi bentara Injil, menjadi yang akhli dalam kemanusiaan, pengenal hati umat manusia, pengambil bagian dalam kegembiraan dan harapan, kegelisahan dan kesedihan, dan serentak menjadi kontemplatif dan pecinta Tuhan.
Kepada perlindungan Maria, Ratu para rasul dan Ibu para imam, kita memohon agar ia menemani perjalanan pelayanan mereka, seperti ia menemani para rasul dan murid di senakel. Semoga doa Bintang Evangelisasi memberikan rahmat kesetiaan pada panggilan imamat. Semoga Sang Terkandung tanpa cela hadir di tengah komunitas gerejani yang menjadi sebuah tanda yang nampak `bagaikan kota yang ditempatkan di atas gunung' dan bagaikan `lampu yang di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang…' [Mat. 5:14-15].
oleh Sekretariat BKBLII - Jakarta
|
![]() |