Santa Perawan Maria Bunda Penolong Abadi
oleh: P. William P. Saunders *
Bagaimanakah kisah yang melatarbelakangi lukisan Bunda Penolong Abadi?
~ seorang pembaca di Reston
Lukisan Bunda Penolong Abadi adalah sebuah ikon, dilukis di atas kayu dan tampaknya berasal dari sekitar abad ketigabelas. Ikon ini (kurang lebih 54 x 41,5 sentimeter) menggambarkan Bunda Maria, di bawah gelar “Bunda Allah,” menggendong Kanak-Kanak Yesus. Malaikat Agung St Mikhael dan Malaikat Agung St Gabriel, melayang di kedua pojok atas, memegang alat-alat Sengsara - St Mikhael (di pojok kiri) memegang tombak, bunga karang yang dicelupkan ke dalam anggur asam dan mahkota duri, sementara St Gabriel (di pojok kanan) memegang salib dan paku-paku. Tujuan dari sang pelukis adalah menggambarkan Kanak-Kanak Yesus menyaksikan penglihatan akan Sengsara-Nya di masa mendatang. Kegentaran yang dirasakan-Nya diperlihatkan melalui terlepasnya salah satu sandal-Nya. Namun demikian, ikon ini juga menyampaikan kemenangan Kristus atas dosa dan maut, yang dilambangkan dengan latar belakang keemasan (lambang kemuliaan kebangkitan) dan dari cara dengan mana para malaikat memegang alat-alat siksa, yaitu bagaikan memegang tanda kenang-kenangan yang dikumpulkan dari Kalvari pada pagi Paskah.
Dengan suatu cara yang amat indah, Kanak-kanak Yesus menggenggam erat tangan Bunda Maria. Ia mencari penghiburan dari BundaNya, sementara Ia melihat alat-alat sengsara-Nya. Posisi tangan Maria - keduanya memeluk Kanak-Kanak Yesus (yang tampak bagaikan seorang dewasa kecil) dan memberikan-Nya kepada kita - menyampaikan realita akan inkarnasi Tuhan kita, bahwa ia adalah sungguh Allah yang juga menjadi sungguh manusia. Dalam ikonografi, Bunda Maria di sini digambarkan sebagai Hodighitria, yaitu dia yang menghantar kita kepada sang Penebus. Ia adalah juga Penolong kita, yang menjadi perantara kita kepada Putranya. Bintang yang terlukis pada kerudung Maria, yang terletak di tengah atas dahinya, menegaskan peran Maria dalam rencana keselamatan baik sebagai Bunda Allah maupun Bunda kita.
Menurut tradisi, seorang saudagar mendapatkan ikon Bunda Penolong Abadi dari pulau Krete dan mengirimkannya ke Roma dengan kapal laut menjelang akhir abad kelimabelas. Dalam perjalanan, mengamuklah suatu badai dahsyat, yang mengancam nyawa mereka semua yang berada dalam kapal. Para penumpang bersama awak kapal berdoa memohon bantuan Bunda Maria, dan mereka diselamatkan.
Begitu tiba di Roma, sang saudagar yang menghadapi ajal, memerintahkan agar lukisan dipertontonkan agar dapat dihormati secara publik. Sahabatnya, yang menahan lukisan tersebut, menerima perintah berikutnya: dalam suatu mimpi kepada gadis kecilnya, Bunda Maria menampakkan diri dan menyatakan keinginannya agar lukisan dihormati di sebuah gereja antara Basilika St Maria Maggiore dan St Yohanes Lateran di Roma. Sebab itu, lukisan ditempatkan di Gereja St Matius, dan kemudian terkenal sebagai “Madonna dari St Matius.” Para peziarah berduyun-duyun datang ke gereja tersebut selama tiga ratus tahun berikutnya, dan rahmat berlimpah dicurahkan atas umat beriman.
Setelah pasukan Napoleon menghancurkan Gereja St Matius pada tahun 1812, lukisan dipindahkan ke Gereja St Maria di Posterula, dan disimpan di sana hingga hampir 40 tahun lamanya. Di sana, lukisan itu kemudian diabaikan dan dilupakan.
Oleh karena penyelenggaraan ilahi, lukisan diketemukan kembali. Pada tahun 1866, Beato Paus Pius IX mempercayakan lukisan kepada kaum Redemptoris, yang baru saja mendirikan Gereja St Alfonsus, tak jauh dari St Maria Maggiore. Semasa kanak-kanak, Bapa Suci berdoa di hadapan lukisan ini di Gereja St Matius. Beliau memerintahkan agar lukisan dipertontonkan kepada publik dan dihormati; beliau juga menetapkan perayaan Santa Perawan Maria Bunda Penolong Abadi pada hari Minggu sebelum Hari Raya Kelahiran St Yohanes Pembaptis. Pada tahun 1867, ketika lukisan sedang dibawa dalam suatu perarakan yang khidmad melalui jalan-jalan, seorang kanak-kanak disembuhkan secara ajaib, yang pertama dari banyak mukjizat yang kemudian dicatat sehubungan dengan Bunda Penolong Abadi.
Hingga hari ini, Gereja St Alfonsus mempertontonkan ikon Bunda Penolong Abadi dan menyambut segenap peziarah yang datang untuk berdoa. Kiranya setiap kita tidak pernah ragu untuk memohon bantuan doa dan perantaraan Bunda Maria kapan saja, teristimewa pada masa kesesakan.
* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Christendom's Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: Icon Invokes Mary's `Perpetual Help'” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2006 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”
|