YESAYA    
Edisi YESAYA   |   Bunda Maria   |   Santa & Santo   |   Doa & Devosi   |   Serba-Serbi Iman Katolik   |   Artikel   |   Suara Gembala   |   Warta eRKa   |   Yang Menarik & Yang Lucu   |   Anda Bertanya, Kami Menjawab
Dukacita Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus
Bab XVI
Gambaran Istana Pilatus dan Bangunan-bangunan di Sekitarnya


Istana Gubernur Romawi, Pilatus, dibangun di sebelah baratlaut bukit di mana Bait Allah berdiri. Untuk sampai ke sana, orang harus mendaki anak-anak tangga pualam. Dari istana, orang dapat melayangkan pandangannya ke bawah melihat sebuah alun-alun luas yang dikelilingi barisan pilar. Di bawah pilar, para pedagang duduk menjajakan aneka ragam barang dagangan mereka. Suatu tembok benteng dengan pintu masuk di bagian utara, selatan, timur dan barat saja yang mengurangi keserasian bagian pasar ini. Bagian atas tembok merupakan suatu jalanan yang disebut forum, lebih tinggi dari jalan-jalan sekitarnya dan menurun ke bawah. Istana Pilatus tidak terlalu dekat dari sana, melainkan dipisahkan oleh suatu halaman yang luas, yang pintu masuknya di sebelah timur melewati suatu lengkungan yang tinggi, yang menghadap ke suatu jalan menuju ke gerbang yang disebut `Probatica', yang terletak di jalan menuju Bukit Zaitun. Pintu masuk di sebelah selatan melewati suatu lengkungan tinggi lainnya yang menuju ke Sion, dekat Benteng Acre. Dari puncak anak tangga pualam di istana Pilatus, orang dapat mengarahkan pandangannya ke halaman hingga ke forum, pada pintu masuk di mana terdapat beberapa pilar dan bangku-bangku batu. Di bangku-bangku inilah para imam Yahudi berhenti agar jangan menajiskan diri dengan memasuki pengadilan Pilatus. Suatu garis digambarkan pada lantai batu pengadilan guna menunjukkan secara tepat batas yang tak dapat mereka lampaui tanpa menajiskan diri. Ada suatu tembok besar dekat pintu masuk sebelah barat, yang ditopang oleh sisi-sisi Praetorium Pilatus, yang membentuk semacam serambi antaranya dengan halaman. Praetorium adalah bagian dari istana Pilatus yang dipergunakannya apabila bertugas dalam kapasitasnya sebagai hakim. Banyak pilar mengelilingi tembok yang baru saja kita bicarakan, di tengahnya terdapat suatu bagian yang terbuka di mana terdapat penjara bawah tanah, tempat kedua penyamun yang akan disalibkan bersama Yesus dikurung; bagian ini penuh dengan prajurit-prajurit Romawi. Pilar di mana Tuhan kita didera terletak di forum itu sendiri, yang tak jauh letaknya dari tembok dan barisan pilar. Ada banyak pilar-pilar lain di tempat ini. Pilar-pilar terdekat dengan istana dipergunakan untuk melaksanakan berbagai macam hukuman jasmani, sementara pilar-pilar yang lain dimanfaatkan sebagai tonggak-tonggak tempat mengikatkan hewan-hewan yang diperdagangkan. Di atas forum, yang berhadapan dengan bangunan, terdapat suatu podium dipenuhi bangku-bangku batu. Dari podium ini, yang disebut Gabata, Pilatus biasa menjatuhkan hukuman kepada penjahat-penjahat besar. Anak-anak tangga pualam yang dinaiki oleh mereka yang hendak pergi ke istana gubernur, juga menghantar orang ke suatu serambi terbuka. Dari serambi inilah Pilatus menemui para imam dan kaum Farisi, saat mereka mengajukan tuduhan-tuduhan terhadap Yesus. Mereka semua berdiri di hadapan Pilatus di atas forum dan menolak maju melampaui bangku-bangku batu seperti yang disebutkan di atas. Seorang yang berbicara dengan suara lantang dari serambi dapat dengan mudah didengar oleh mereka yang berada di forum.

Di belakang istana Pilatus terdapat banyak serambi-serambi lain, taman-taman, juga sebuah pondok istirahat. Taman-taman itu terletak antara istana gubernur dan tempat tinggal isterinya, Claudia Procles. Suatu parit besar memisahkan bangunan-bangunan ini dari bukit di mana Bait Allah berdiri. Dari sini, orang dapat melihat rumah-rumah yang didiami oleh mereka yang melayani Bait Allah. Istana Herodes tua terletak di sebelah timur istana Pilatus. Dalam halaman bagian dalam istana Herodes inilah banyak Kanak-Kanak Suci dibunuh. Sekarang penampilan kedua bangunan ini agak sedikit berubah, juga pintu-pintu masuknya berubah. Empat jalan utama bermula dari bagian kota, menuju ke arah selatan; tiga menuju ke forum dan istana Pilatus, dan yang keempat menuju ke gerbang yang dilalui orang yang menuju ke Bethsur. Rumah indah milik Lazarus, dan juga rumah Marta, ada di bagian utama jalan ini.

Salah satu dari jalanan tersebut sangat dekat dengan Bait Allah, bermula dari gerbang yang disebut Probatica. Kolam Probatica dekat dengan gerbang ini di sebelah kanannya. Di kolam inilah domba-domba dibasuh untuk pertama kalinya sebelum dibawa ke Bait Allah; sementara pembasuhan kedua yang lebih khidmad dilakukan di kolam Betsaida, yang terletak dekat pintu masuk selatan Bait Allah. Pada jalan kedua dari jalan-jalan tersebut terdapat sebuah rumah milik St. Anna, ibunda Santa Perawan, yang biasa ditinggalinya apabila ia datang ke Yerusalem bersama keluarganya untuk mempersembahkan kurban di Bait Allah. Aku yakin dalam rumah inilah pertunangan St. Yosef dan Santa Perawan dilangsungkan.

Forum, seperti yang telah aku jelaskan, dibangun di atas permukaan yang lebih tinggi dari jalan-jalan sekitarnya, dan saluran air yang melalui jalan-jalan ini mengalir ke kolam Probatica. Di Bukit Sion, tepat berhadapan dengan kastil tua Raja Daud, berdiri sebuah bangunan yang amat serupa dengan forum, sementara di sebelah tenggara orang dapat melihat Ruang Perjamuan, dan sedikit ke arah utara balai pengadilan Hanas dan Kayafas. Kastil Raja Daud merupakan sebuah benteng yang telah ditinggalkan, dengan banyak halaman, ruang-ruang kosong, dan kandang-kandang, yang biasa dipergunakan oleh para pengelana. Telah lama kastil ini dalam keadaan rusak, tentunya sebelum kelahiran Tuhan kita. Aku melihat para Majus bersama rombongannya yang besar memasuki kastil sebelum menuju Yerusalem.

Dalam meditasi aku melihat reruntuhan kastil-kastil dan tempat-tempat ibadah tua, melihat keadaannya yang terbengkalai dan tak terawat. Aku merenungkan bagaimana penggunaan bangunan-bangunan ini sekarang, yang begitu berbeda dari tujuan mereka didirikan. Benakku senantiasa tertuju pada peristiwa-peristiwa dalam masa kita sekarang, ketika begitu banyak bangunan dan gedung indah yang didirikan oleh para leluhur yang saleh dan taat, telah dihancurkan, dicemarkan, atau dipergunakan untuk kepentingan-kepentingan duniawi, jika tidak untuk hal-hal yang jahat. Kapel biara kami, di mana Tuhan berkenan tinggal, kendati ketaklayakan kita, dan yang bagiku merupakan surga di atas bumi ini, sekarang tinggal kerangka tanpa atap ataupun jendela, dan segala peninggalannya entah dimusnahkan atau dibawa pergi. Biara kami yang tercinta juga, apakah yang akan terjadi dengannya sebentar lagi? Biara itu, di mana aku merasa lebih bahagia dalam sel kecilku dengan kursi patahnya, daripada seorang raja di atas tahtanya, sebab dari jendelanya aku dapat melihat bagian kapel di mana tersimpan Sakramen Mahakudus. Dalam beberapa tahun, mungkin, tak seorang pun akan tahu bahwa biara itu pernah ada, - tak seorang pun akan tahu bahwa dulu di sana ada ratusan jiwa yang dikuduskan bagi Tuhan, yang menghabiskan hari-hari mereka dengan memohon belas kasihan-Nya atas orang-orang berdosa. Tetapi, Tuhan akan ingat semuanya, Ia tak pernah lupa - masa lalu maupun masa mendatang bagaikan masa sekarang bagi-Nya. Dia-lah yang menyingkapkan kepadaku peristiwa-peristiwa yang terjadi jauh di masa silam, dan yang akan terjadi pada hari penghakiman, ketika segala sesuatu harus dipertanggung-jawabkan, dan setiap hutang harus dibayar lunas, bahkan yang remeh sekalipun. Ia akan ingat perbuatan-perbuatan baik maupun perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan di tempat-tempat yang telah terlupakan. Bagi Tuhan tak ada yang terabaikan, baik orang maupun tempat; mata-Nya melihat semua, bahkan kebun anggur Nabot. Merupakan tradisi di antara kami bahwa biara kami pada awalnya didirikan oleh dua orang biarawati miskin, yang harta duniawinya hanya berupa satu tempayan minyak dan sekarung kacang. Pada hari terakhir, Tuhan akan mengganjari mereka atas usaha mereka menggandakan talenta sederhana ini, dan atas panen berlimpah yang mereka tuai dan persembahkan kepada-Nya. Sering dikatakan bahwa jiwa-jiwa menderita harus tinggal di api penyucian sebagai hukuman atas apa yang tampaknya remeh bagi kita, seperti tidak melakukan silih atas beberapa sen yang dimiliki secara tidak sah. Oleh sebab itu, kiranya Tuhan berbelas kasihan terhadap mereka yang merampas harta milik orang-orang miskin ataupun harta Gereja.

Yesus di hadapan Pilatus

sumber : “The Dolorous Passion of Our Lord Jesus Christ from the Meditations of Anne Catherine Emmerich”

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”